Dalam dunia bisnis properti, banyak istilah yang harus dipahami untuk mengelola aset dengan efektif dan menguntungkan. Salah satunya adalah depresiasi aset. Bagi investor maupun pemilik properti, memahami depresiasi bukan hanya penting dalam pencatatan keuangan, tetapi juga berpengaruh besar terhadap perhitungan pajak, strategi investasi jangka panjang, serta keputusan penjualan properti. Artikel ini akan mengupas secara lengkap dan mudah dipahami mengenai apa itu depresiasi aset, jenis-jenisnya, manfaatnya, serta bagaimana pengaruhnya terhadap bisnis properti secara keseluruhan. Depresiasi aset adalah penurunan nilai suatu properti atau aset seiring dengan berjalannya waktu. Dalam konteks bisnis properti, depresiasi biasanya terjadi karena faktor usia bangunan, keausan, perubahan tren pasar, atau kerusakan alami. Meskipun nilai tanah biasanya tidak mengalami depresiasi, nilai bangunan dan perlengkapan di dalam properti (seperti AC, lift, atap, dan sistem listrik) bisa menurun nilainya secara bertahap setiap tahun. Secara akuntansi, depresiasi dicatat sebagai beban (expense) tahunan untuk menunjukkan bahwa nilai aset telah berkurang. Ini penting karena mempengaruhi laba bersih perusahaan dan juga digunakan dalam perhitungan pajak agar perusahaan dapat mengklaim potongan (deduction) berdasarkan nilai depresiasi tersebut. Depresiasi terjadi karena aset properti, terutama bangunan dan perlengkapannya, memiliki usia pakai terbatas. Seiring waktu, struktur bangunan bisa mengalami keausan, instalasi listrik bisa menjadi usang, atau desain interior menjadi tidak lagi relevan dengan kebutuhan pasar. Contohnya, sebuah gedung perkantoran yang dibangun 20 tahun lalu mungkin tidak lagi efisien secara energi atau tidak sesuai dengan kebutuhan kerja modern seperti coworking space. Oleh karena itu, nilainya menurun meskipun secara fisik masih berdiri kokoh. Selain itu, faktor eksternal seperti kondisi pasar, lokasi yang semakin padat, bencana alam, atau bahkan pembangunan proyek baru di sekitar kawasan juga bisa mempercepat laju depresiasi. Terdapat beberapa jenis depresiasi yang umum digunakan dalam bisnis properti, antara lain: Depresiasi Fisik (Physical Depreciation) Depresiasi Fungsional (Functional Obsolescence) Depresiasi Eksternal (External Obsolescence) Memahami jenis depresiasi ini sangat penting karena mempengaruhi nilai jual properti dan perencanaan renovasi atau peningkatan nilai (value-added strategy). Dalam akuntansi, depresiasi dicatat setiap tahun selama umur manfaat aset tersebut. Untuk bangunan properti komersial, masa manfaat yang umum digunakan adalah antara 20–40 tahun, tergantung standar yang digunakan di negara tersebut. Terdapat beberapa metode perhitungan depresiasi, namun yang paling umum digunakan dalam bisnis properti adalah: Metode Garis Lurus (Straight Line Method): Metode Saldo Menurun (Declining Balance): Pencatatan ini sangat penting untuk menentukan nilai buku (book value) dari properti dan menghitung laba bersih secara akurat. Meskipun terdengar negatif, depresiasi sebenarnya memberikan manfaat finansial bagi pemilik dan investor properti. Berikut beberapa manfaat utamanya: Pengurangan Beban Pajak Perencanaan Keuangan yang Lebih Akurat Mengetahui Nilai Wajar Aset Dalam investasi properti, depresiasi menjadi salah satu komponen utama dalam menghitung Return on Investment (ROI). Meskipun depresiasi menurunkan nilai aset secara akuntansi, manfaatnya dalam pengurangan pajak seringkali menambah nilai bersih investasi. Sebagai contoh, investor dapat menyeimbangkan penurunan nilai bangunan dengan kenaikan nilai tanah dan sewa tahunan yang tetap meningkat. Dengan pemahaman yang tepat, depresiasi bukan sekadar “penyusutan nilai”, melainkan alat bantu dalam pengelolaan investasi properti yang lebih cerdas dan efisien. Depresiasi aset dalam bisnis properti bukanlah hal yang bisa dihindari, namun dapat dikelola dengan baik. Melalui pemahaman tentang jenis depresiasi, cara pencatatannya, serta strategi menghadapinya, pemilik maupun investor dapat memaksimalkan keuntungan jangka panjang dari propertinya. Alih-alih dianggap sebagai kerugian, depresiasi seharusnya dilihat sebagai bagian alami dari siklus hidup aset yang membantu dalam penghematan pajak, perencanaan strategis, dan pengambilan keputusan yang lebih akurat. Dengan demikian, memahami depresiasi bukan hanya soal angka, melainkan tentang bagaimana menjalankan bisnis properti dengan lebih cerdas dan berkelanjutan. Jika Anda sedang mencari hunian yang nyaman, aman dan dekat dengan tempat kuliner, Anda bisa dapatkan di Ray White Senayan. Ray White (Indonesia) hadir untuk Anda dan siap memenuhi berbagai kebutuhan Anda terkait layanan jual/beli, sewa, pengelolaan properti, dan proyek pengembangan properti di kawasan sekitar Senayan. Silahkan kunjungi website Ray White Senayan dihttps://senayan.raywhite.co.id atau hubungi Ray White Senayan di (62-21) 270 90 888 atau senayan@raywhite.co.id. Find a home that suits your lifestyle with Ray White!. Written by: Jennifer Rantelobo (Copywriter of Ray White PPC Group) Approved by: Cynthia Natalia William (Marcomm of Ray White & Loan Market PPC Group)Apa Itu Depresiasi Aset dalam Bisnis Properti?
Mengapa Depresiasi Aset Terjadi dalam Properti?
Jenis-Jenis Depresiasi Aset dalam Properti
Depresiasi fisik adalah bentuk depresiasi yang paling mudah dikenali, terjadi karena keausan atau kerusakan fisik pada bangunan. Contohnya seperti atap yang bocor, cat yang mengelupas, atau struktur yang retak.
Hal ini terjadi ketika properti kehilangan nilai karena desain atau fasilitas yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini. Misalnya, rumah yang tidak memiliki garasi di kawasan urban padat.
Jenis ini disebabkan oleh faktor di luar properti itu sendiri, seperti pembangunan pabrik di dekat kawasan hunian atau peningkatan tingkat kriminalitas di lingkungan sekitar.Bagaimana Depresiasi Dicatat dalam Laporan Keuangan?
Nilai depresiasi dibagi rata selama umur aset. Misalnya, jika bangunan bernilai Rp1 miliar dengan umur 25 tahun, maka depresiasinya sekitar Rp40 juta per tahun.
Depresiasi dihitung berdasarkan persentase tertentu dari nilai buku aset tiap tahun, dengan nilai yang menurun seiring waktu.Manfaat Depresiasi bagi Pemilik Bisnis Properti
Depresiasi dapat digunakan sebagai potongan pajak tahunan. Artinya, beban pajak menjadi lebih rendah karena depresiasi dianggap sebagai biaya operasional.
Dengan mencatat depresiasi secara teratur, pemilik bisnis dapat memprediksi kebutuhan renovasi, penggantian, atau investasi baru secara lebih tepat waktu.
Depresiasi membantu dalam menentukan nilai aset secara realistis, terutama saat akan menjual atau mengasuransikan properti.Peran Depresiasi dalam Menentukan Nilai Investasi Properti